Kamis, 14 Mei 2015

fakta radiologi

Pelayanan radiologi pada dasarnya adanya pelayanan konsultatif dalam suatu rumah sakit. Pekerjaan yang dilakukan seorang dokter spesialis radiologi adalah dengan melihat gambar, mirip seperti yang dilakukan seorang dokter spesialis patologi. Bedanya, analisis gambar radiologis ini seringkali merupakan langkah awal penanganan pasien, dan sering dianggap “abstrak” oleh dokter lain.
Hal ini mengandung konsekuensi bahwa seorang dokter spesialis radiologi haruslah cukup pandai, berwawasan luas, dan mempunyai naluri detektif yang tinggi dalam mendeteksi kelainan/penyakit. Adanya data mengenai keadaan klinis pasien akan membantu seorang spesialis radiologi dalam memverifikasi diagnosis radiologisnya atau dalam menyingkirkan diagnosis banding, dan tidak tersedianya informasi klinis yang adekuat membuat pekerjaan radiologi menjadi rentan terhadap kesalahan diagnosis.
Oleh sebab itu komunikasi dengan sejawat dari bidang spesialistik lain merupakan hal yang esensial. Manajemen alur pemeriksaan, administrasi pelaporan dan distribusi gambar radiologis juga memegang peran penting dalam upaya diagnostik dan intervensi yang efektif.
Berikut adalah sejumlah alasan mengapa seorang dokter spesialis radiologi patut dikasihani :
  • Seorang dokter yang mempresentasikan setumpuk gambar radiologis dihadapan sejumlah dokter bedah trauma yang keras kepala, yang akan menghujani 1001 pertanyaan sebelum melakukan operasi di kamar bedah. Dapat dibayangkan tekanan psikologis yang dialami dalam profesi radiologi ini.
  • Seorang dokter yang setiap harinya menyatakan pasien memiliki kondisi jantung-paru yang sehat hanya berdasarkan selembar film saja, bahkan dengan nekatnya menuliskannya dalam laporan yang dapat dibaca dan dipertanyakan oleh sejawat yang lain untuk sekarang dan selama-lamanya.
  • Seorang dokter yang (berdasarkan data klinis yang sangat minimal) mempresentasikan setumpuk gambar radiologis pada suatu konferensi ilmiah inter departemen, disertai sederet diagnosis banding yang bervariasi untuk setiap pasien. Pada saat yang sama muncul dokter klinisi lain yang memberikan data tambahan yang tidak diinformasikan sebelumnya. Data tambahan tersebut membuat sejumlah diagnosis banding sang spesialis radiologi tersebut menjadi terlihat konyol.
  • Seorang dokter yang harus memikirkan ulang semua prosedur radiologi diagnostik dan intervensional setiap 6 bulan, akibat tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi radiologi yang sangat cepat.